
Industri buku tetap menjanjikan meskipun mengalami tekanan berat selama Pandemi Covid-19. Perkembangan internet tidak mematikan industri ini, melainkan menambah saluran penjualan melalui buku digital, buku suara (audio book), dan penjualan secara daring. Fenomena ini terjadi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia dengan persentase yang berbeda.
Sejak beberapa dekade silam, Amerika Serikat tetap menempati urutan pertama pangsa pasar buku terbesar di dunia. Pasar buku Amerika juga sering menjadi acuan di seluruh dunia. Catatan dari Statista.com menyebutkan, Amerika Serikat menguasai 29% pangsa pasar buku dunia. Atau lebih dari seperempat. Dengan jumlah penduduk sekitar 300-an juta orang atau hanya 1/20 warga dunia, persentase pasar buku itu menunjukkan betapa tingginya tingkat literasi negara Paman Sam itu.
Posisi kedua, diduduki oleh Tiongkok (China) dengan porsi pangsa pasar sebanyak 17%. Selisih yang cukup besar dengan USA. Padahal, jumlah buku yang terbit di China mencapai 400.000 judul setiap tahun. Lebih banyak 100.000 dibanding Amerika. Hal ini juga menggambarkan perbedaan jumlah eksemplar buku yang dicetak dan harga jualnya.
Tempat ketiga dipegang oleh Jerman dengan 8%, lalu Inggris dan Jepang masing-masing 5%, serta Prancis dan India dengan 3%. Dalam tujuh besar pangsa pasar tersebut, Indonesia tidak masuk di dalamnya. Pada 2021 lalu, jumlah buku yang dicetak di negeri ini lebih dari 135.000 judul. Terbanyak kelima di dunia. Indonesia bersama 190 negara lain menguasai 31% pangsa pasar buku dunia.
No Responses